Sabtu, 18 Desember 2010

Wellsite Geology


12. WELLSITE GEOLOGY

a. Ruang lingkup pekerjaan wellsite geologist
Pekerjaan seorang wellsite geologist adalah sangat penting, terutama sekali dalam pengeboran suatu sumur. Wellsite geologist bertugas untuk memastikan bahwa pekerjaan berlangsung dengan baik, baik itu coring, cementing ataupun logging dan meng-counter adanya pay-zone dan interval of interest. Selain itu wellsite geologist diharapkan dapat melakukan suatu interpretasi terhadap data yang didapat selama pengeboran berlangsung, sehingga pengeboran berlangsung dengan baik.

b. Deskripsi/ analisis cutting
Cutting merupakan material hasil hancuran batuan oleh mata bor atau bit yang dibawa oleh lumpir pemboran ke permukaan. Dari cutting, seorang geologist dapat membuat catatan berisi profil litologi vertikal sesuai dengan kedalamannya dan deskripsi masing-masing batuan. Profil litologi dibuat sesuai dengan ketentuan yang standar dan umumnya diberi kode.
Demikian juga deskripsi harus berdasarkan formast yang sudah standar. Selanjutnya catatan tersebut akan dibandingkan dengan well log atau drill time log. Perjalanan cutting sejak penetrasi mata bor sampai permukaan membutuhkan waktu minimal 1 menit atau paling lama 60 menit, tetapi umumnya 15-45 menit. Waktu ini disebut lag time. Lag time ini merupakan fungsi dari kedalaman, volume Lumpur dan kecepatan pemompaan. Cutting keluar dari lubang bor berupa hancuran-hancuran yang tertutup lumpur (muddy mass) dan pengamatan pertama yang sangat penting adalah mengetahui keberadaan minyak di dalam cutting karena cutting baru melepaskan tekanan ikatnya (coating pressure) sehingga minyak dapat keluar dari cutting, jadi merupakan waktu yang tepat untuk melihat keberadaan minyak dari cutting. Cutting dikumpulkan menurut tiap interval tertentu, misalnya tiap 10 feet. Sampel yang baru dibersihkan dan masih basah disampaikan ke geologist.
Cutting harus dibersihkan dulu baru dideskripsi, kemudian dikeringkan sebelum ditempatkan pada tempat yang permanen. Siapapun yang akan mendeskripsikan cutting harus menggunakan prosedur yang standar. Kebanyakan perushaan memiliki prosedur tersendiri. Prosedur yang umum dipakai sebagai berikut:

1. Nama umum batuan – digarisbawahi dan diikuti oleh nama batuan
yang lebih detail
2. Warna
3. Tekstur meliputi ukuran butir, roundness, dan sortasi
4. Materi penyusun semen/matriks
5. Fosil dan asesoris
6. Tipe bedding
7. Porositas dan kenampakannya
8. Hal-hal lain yang penting, seperti odor
9. Petunjuk minyak atau gas (oil/gas show) seperti oil cut
Contoh deskripsi:
Sandstone: lithic arkose, merah, ukuran butir sedang, sortasi buruk, kebundaran buruk/subangular, semen kalsit, tidak ada fosil, laminasi minor, porositas intergranular, tidak ada cut

c. Program coring:
Coring memberikan sampel dengan kualitas yang tinggi dengan melakukan pengukuran langsung terhadap batuan dan formasi. Core memberi informasi geologi dan teknik (engineering), dan analisisnya akan memberikan keuntungan dalam pengembangan lapangan. Terdapat berbagi macam sistem coring. Sistem yang digunakan akan bergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan juga keterbatasanketerbatasan dari formasi dan keadaan pemboran.
- Continuous coring
- Uncontinuous coring

Tidak ada komentar:

Posting Komentar