Kamis, 16 Desember 2010

Migrasi dan Akumulasi Hidrokarbon


9. MIGRASI & AKUMULASI MINYAK DAN GAS BUMI

a.      Macam dan proses migras

- Oil expulsion/primary migration
Ekspulsi dikenal juga sebagai migrasi primer (primary migration). Hal ini terjadi akibat dari adanya kompaksi dari batuan induk selama penimbunan sehingga ukuran pori akan menjadi semakin kecildari ukuran beberapa molekul petroleum.  Migrasi primer terjadi karena adanya retakan mikro yang diakibatkan adanya overpressure. Adanya overpressure pada batuan induk akibat dari kombinasi dari pembentukan minyak dan gas, ekspansi fluida pada suhu yang naik, kompaksi dari unit batuan induk yang terlindungi, atau pelepasan air pada dehidrasi mineral clay. Perubahan kerogen menjadi petroleum berakibat pada kenaikan volume secara signifikan. Ini akan mengakibatkan kenaikan tekanan pori pada batuan induk. Tekanan yang naik ini terkadang cukup besar untuk membuat adanya retakan mikro. Ketika tekanan ini terlepas, maka akan terjadi migrasi petroleum keluar dari batuan induk menunju batuan penghantar (carrier beds), dimana migrasi sekunder akan terjadi. Siklus dari pembentukan petroleum, kenaikan tekanan, terjadi retakan mikro, migrasi dari petroleum dan pelepasan tekanan akan terus berlanjut sampai batuan induk ini kehabisan material organiknya.
 Implikasi dari teori ini adalah bahwa batuan induk yang matang akan selalu mengeluarkan petroleum selama masih kaya dengan material organik. Migrasi primer ini dapat terjadi ke arah atas ataupun ke bawah dari lapisan batuan induk sesuai dengan gradien tekanan lokal. Suatu penambahan volume yang besar terjadi ketika cairan petroleum pecah (cracked) menjadi gas dalam batuan induk. Dalam suatu batuan induk yang miskin material organik, mungkin tidak akan terbentuk hidrokarbon yang cukup banyak untuk mengakibatkan terjadi retakan mikro. Sebagai akibatnya, tidak akan ada ekspulsi yang terjadi. Jika terjadi kenaikan kematangan batuan induk, maka minyak yang tersisa dalam batuan induk akan pecah menjadi gas. Sebagai akibatnya, volume akan meningkat dan overpressure akan akan mengakibatkan ekspulsi terjadi. Lebih jauh lagi, batuan induk yang miskin material
organik cederung akan melepas kondensat gas pada saat mencapai tingkat kematangan yang cukup.

- Secondary migration
Migrasi sekunder akan mengkonsentrasikan petroleum pada bawah permukaan pada suatu lokasi yang spesifik (perangkap) dimana secara komersial akan diekstrak. Perbedaan utama dari migrasi primer (keluar dari batuan induk) dan migrasi sekunder (melalui lapisan penghantar) adalah porositas, permeabilitas dan distribusi ukuran pori
dari batuan dimana migrasi akan terjadi. Semua parameter tersebut jauh lebih besar pada lapisan penghantar. Sebagai akibatnya, maka mekanisme dari migrasinya juga akan berbeda.

b. Pentingnya waktu migrasi
Pengetahuan tentang waktu migrasi diperlukan dalam mengevaluasi suatu prospek hidrokarbon. Waktu migrasi biasanya akan berhubungan dengan perangkap yang telah terbentuk pada saat migrasi yang dapat menampung petroleum yang terbentuk.

c. Proses akumulasi hidrokarbon
Poin akhir dari migrasi sekunder adalah perangkap atau rembesan (seepage) pada permukaan. Jika perangkap terganggu pada suatu waktu dalam sejarahnya, maka petroleum yang terakumulasi dari bermigrasi kembali ke perangkap yang lain, atau pecah (leak) ke permukaan. Proses migrasi sekunder dapat diaplikasikan pada migrasi ulangan (remigration) sebagaimana yang terjadi pada migrasi aslinya menuju perangkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar